Kedua
orang tua saya adalah sosok yang paling saya kagumi, sehingga saya selalu ingin
mencontoh setiap perjuangan yang mereka lakukan (Gambar i), termasuk dalam berdagang. Saat
menghadapi masa – masa sulit di awal berdirinya rumah tangga, kedua orang tua
saya mencoba untuk menjajal berbagai aktivitas dagang, seperti membuka warung
di rumah, menitipkan es lilin ke berbagai warung, berkeliling ke daerah plosok
untuk menjajakkan minuman cup, dan
sebagainya. Hanya saja, perbedaan zaman tidak lagi menguntungkan saya jika saya
harus mengikuti jejak kedua orang tua saya secara leterleg. Karena pada masa itu, belum banyak dikenal tentang
“Teknologi Informasi dan Komunikasi”, yang pada masa kini sudah sedemikian
menjamur di masyarakat.
|
Gambar i. Seorang anak selalu mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya, termasuk saya. Saya mencontoh kegigihan kedua orang tua saya dalam menjalankan marketing secara offline. Hanya saja karena perbedaan zaman, saya kemudian memilih marketing online, meskipun dengan berbagai kesulitan yang akan saya paparkan secara lebih lanjut. |
Akhirnya, saya memutuskan untuk menggunakan media massa
yang saya miliki untuk memperkenalkan berbagai barang dagangan saya kepada
masyarakat luas. Dengan semangat membara, saya memposting beberapa dagangan ke
media sosial, seperti facebook, instagram,
dan sebagainya. Akan tetapi, umpan balik yang diberikan oleh “masyarakat” dunia
maya ternyata tidak seperti yang saya ekspektasikan sebelumnya, sehingga saya
tidak bisa banyak menghasilkan income, sebagaimana
apa yang didapatkan kedua orang tua saya yang melakukan bisnis secara offline. Setelah melakukan beberapa
perenungan dan pengamatan, setidaknya ada delapan hal yang menyebabkan tidak
berekembangnya marketing online yang
saya jalankan. Penyebab nomor satu hingga tiga saya temukan pada saat
menjalankan marketing online secara
individu, sedangkan penyebab selanjutnya saya rasakan ketika saya berbagung menjadi
salah satu tim (baca : customer care) di salah satu produk kecantikan dan
kesehatan.
Penyebab Pertama
yaitu berupa kurangnya modal. Saya memulai bisnis online dalam waktu yang cukup
dini (baca: ketika SMP) dan belum memiliki penghasilan yang akan digunakan
sebagai modal (Gambar 1). Akhirnya, saya hanya menjadi dropship
atau free marketer yang
menjualkan berbagai produk yang dimiliki oleh orang lain. Artinya, saya belum
dapat dikenal oleh masyarakat dengan icon
produk yang saya miliki. Jika sudah dikenal oleh masyarakat dengan icon produk yang saya miliki, maka tentu
masyarakat akan lebih mudah untuk menemukan saya ketika mencari produk yang
mereka butuhkan. Misalnya, ketika saya sudah dikenal sebagai penjual bross, maka tentunya ketika mereka akan
mencari bross, maka mereka akan
datang kepada saya. Akan tetapi, ketika menjadi dropship dimana banyak
menjualkan banyak produk dari berbagai agen, maka masyarakat akan menghadapi
suatu “kebingungan” tentang produk apa saja yang bisa mereka dapatkan dari
saya, sehingga biasanya mereka lebih memilih untuk langsung mendatangi pada
pedagang yang sudah memiliki icon dagang
tertentu. Misalnya, ketika membutuhkan bross, mereka akan datang pada penjual accessoris yang sudah terkenal, ketika
memesan hadiah ulang tahun, mereka akan datang pada pembuat kue dan sebagainya.
Selain itu, saya harus membandrol harga yang lebih tinggi dari toko online yang
lain, sehingga para pembeli biasanya akan lebih memilih untuk mencari agen atau
toko yang memproduksi barang yang mereka butuhkan.
|
Gambar 1. Tidak adanya modal yang saya miliki, karena anak SMP hanya mamperoleh uang saku yang sangat sedikit pada tiap harinya |
|
Kedua, Target
yang kurang luas dan sasaran yang kurang tepat. Bisnis yang saya jalankan hanya
menggunakan media sosial khususnya facebook
untuk melakukan promosi, sementara orang yang berteman dengan facebook saya masih sangat minim,
terlebih ada sebagian teman yang sudah tidak mengaktifkan akunnya, sehingga apa
yang saya posting pada beranda facebook saya
banyak yang belum diketahui oleh orang lain. Atau jika sudah diketahui orang
lain melalui friend tag yang saya
lakukan, maka biasanya orang tidak akan langsung percaya begitu saja, karena
sebagian masyarakat internet masih memiliki ketakutan dan keraguan untuk
membeli berbagai kebutuhan secara online, mengingat berbagai tindak penipuan
dan hal – hal yang merugikan lainnya yang dilakukan oleh orang – orang yang
tidak bertanggung jawab. Akhirnya, sering kali saya hanya menghabiskan kuota
internet untuk terus mengupdate
produk yang saya miliki, tetapi tidak ada masyarakat yang mengetahuinya. Alhasil,
justru akan seperti kata pepatah, “Lebih besar pasak daripada tiang” (Gambar 2). Sehingga,
agar tiap postingan kita bisa sampai dan tepat sasaran pada banyak masyarakat,
maka kita dapat bekerja sama dengan terobosan baru yang ahli dalam bidang
marketing digital, yaitu dengan situs www.abah.co.id,
karena situs tersebut mengenalkan kita kepada Abah Digital Marketing Spesialist
yang sangat berkompeten dan dapat dipercaya dalam bidang marketing secara
digital.
|
Gambar 2. Tidak tepatnya sasaran membuat bisnis online tidak berkembang dan tidak segera menghasilkan |
Ketiga,
Hilangnya semangat. Ada kalanya, penjualan secara online mengalami masa surut
semangat. Hal tersebut karena usaha yang dilakukan sudah sangat maksimal, akan
tetapi hasil yang diperoleh hanyalah nol (0), dan bahkan minus (-). Saat
memposting di facebook misalnya,
sangat mengecewakan sekali jika ada pembeli yang sudah memberikan komentar dan
hampir melakukan pembelian atau closing, akan tetapi tiba-tiba saja
pembeli tersebut menghilang tanpa alasan yang jelas dan membatalkan perjanjian
yang telah dibuat sebelumnya. Dan yang lebih mengecewakan yaitu ketika
memposting di beranda facebook tetapi
tidak ada satupun teman yang memberikan tanggapan, baik like maupun comment (Gambar 3). Berawal
dari hal kecil seperti itulah, akhirnya semangat untuk berjualan kian surut dan
pada akhirnya akan habis, jika dalam waktu tertentu tidak juga datang
penyemangat untuk berjualan (baca : pembeli yang melakukan transaksi). Jika
tidak pandai mengatur semangat, maka bisa saja pada saat tersebut kita lebih
tertarik pada bidang usaha yang lain, sehingga meninggalkan marketing online yang telah dibangun
sebelumnya. Sehingga tips yang dapat dilakukan adalah terus menerus mengupdate semangat, baik saat laris akan
pembeli maupun tidak. Selain itu, juga mengingat pada modal awal dan segala
proses yang telah dijalani sehingga tercapai pada masa sekarang ini, yang
tentunya sudah jauh lebih berkembang dari masa saat pertama kali melakukan marketing online tersebut.
|
Gambar 3. Hilang semangat karena tidak adanya moodboster berupa pembeli yang melakukan closing |
Keempat, Mahalnya
harga produk. Ketika saya menjadi marketing online di suatu produk kecantikan
dan kesehatan yang bahan dasar produknya berupa collagen halal yang berasal
dari collagen sapi, saya banyak mendapat keluhan dari user yang datang. Sebagian besar dari mereka menganggap bahwa harga
yang kami tawarkan sangatlah mahal. Bagi mereka yang memiliki cukup uang, maka
bukan menjadi masalah untuk membeli produk kami, karena memang produk kami
dapat dijamin kesehatan, kealamian dan kehalalannya. Selain itu, produk kami
juga sudah mendapatkan izin dari beberapa lembaga seperti BPOM dan Departemen
Kesehatan. Akan tetapi, bagi mereka yang tidak “Berduit”, maka hal tersebut
tentu menjadi masalah, sehingga mereka harus gagal membeli produk atau memilih
untuk menabung terlebih dahulu. Walaupun, ungkapan “Saya menabung dulu dan nanti
saya akan kembali lagi setelah punya uang yang cukup untuk membeli produknya”,
merupakan penghalusan kalimat yang sebenarnya memiliki makna yang sama dengan
perkataan “Harganya mahal, saya batalkan pembelian ini” (Gambar 4). Karena jika pembeli
tidak closing pada saat itu juga,
maka biasanya mereka juga tidak akan kembali lagi untuk membeli produk, kecuali
memang sudah pernah merasakan kedahsyatan manfaat dari produk yang kami jual,
sehingga mereka ingin merasakan kembali manfaat yang diberikan oleh produk.
Kemahalan harga produk ini juga masih ditambah dengan adanya dana tambahan yang
sering disebut dengan istilah ongkos kirim. Terkadang, hanya karena mahalnya
ongkos kirim inilah, pembeli akhirnya membatalkan proses jual-beli yang telah
direncanakan sebelumnya.
|
Gambar 4. Mahalnya harga produk membuat masyarakat enggan membeli, terlebih jika masih ditambah ongkir |
Kelima,
Terkena dampak promosi online lain yang tidak bertanggung jawab. Hingga saat
ini, banyak masyarakat yang masih kurang percaya dengan transaksi yang
dilakukan secara online. Ada yang memang lebih nyaman dan sreg tatkala melihat produk secara langsung, sehingga enggan
berbelanja secara online, juga ada
pula yang pernah melakukan belanja secara online
namun pernah mengalami penimpuan, sehingga enggan untuk kembali berbelanja
secara online. Hal ini mungkin menjadi kendala terberat, karena akibat ulah
curang para pelaku bisnis online yang
lain, maka kita sendiri yang akhirnya
merasakan dampaknya (Gambar 5). Akhirnya, beberapa pembeli harus kami siasati dengan cara
mengantarkan produk secara langsung ke rumahnya, karena rumahnya kebetulan
dekat dengan klinik atau toko online yang kami punya. Sementara pembeli yang
jauh dari klinik kami, sebagian harus membatalkan untuk bertransaksi dengan
klinik kami. Solusi terakhir yang kami berikan yaitu dengan cara memberitahukan
toko atau klinik terdekat yang menjual produk yang sama dengan klinik kami,
sehingga pembeli tetap mendapatkan produk yang dibutuhkannya. Selain itu juga
ada rasa bahagia, karena dapat membangun jaringan, baik dengan reseller produk kami, penjual produk
yang berada di daerah lain, maupun dengan user
atau pembeli
|
Gambar 5. Perbuatan negatif yang dilakukan online marketer lain terkadang berdampak pada marketing kita, karena kepercayaan pelanggan terhadap marketing online berkurang |
Keenam,
Kurang canggihnya teknik pengemasan produk. Produk kecantikan dan kesehatan
yang kami jual sebagian besar dikemas dalam wadah yang berwarna hitam atau silver, baik dalam bentuk box kecil,
botol, maupun sachet. Sebagian orang mengatakan bahwa tampilan tersebut sangat elegant. Akan tetapi, ketika dilihat
secara sepintas, sebagian besar orang juga mengatakan bahwa tampilannya sangat simple dan terlihat kurang menarik (Gambar 6).
Pegawai yang ada di toko online kami juga kurang menguasai tenik fotografi yang
baik, sehingga dalam memotret produk yang selanjutnya digunakan sebagai alat marketing online juga menjadi kurang
menarik minat target di dunia maya. Jika tampilan awal saja kurang menarik,
maka untuk melihat saja menjadi enggan. Jika melihat saja enggan, maka dapat
kita bayangkan, seberapa enggan mereka untuk sekedar memberi like dan comment, bahkan sampai membeli produk.
Karena dalam dunia marketing online, satu
hal yang cukup penting yaitu tampilan produk, karena foto dari produk tersebut
menjadi salah satu pertimbangan dalam memutuskan pembelian suatu produk. Jika
dari awal sudah tertarik, maka tidak sulit bagi marketer online untuk meyakinkan pembeli agar membeli produk
tersebut.
|
Gambar 6. Tampilan produk yang membosankan akan sulit menarik minat pembeli. Jangankan untuk membeli, melihat dan membaca caption kita pun enggan. |
Ketujuh,
tidak adanya partner yang dapat
menyebarkan informasi tentang produk kita secara luas kepada masyarakat. Selama
ini, promosi hanya kami lakukan melalui optimalisasi
akun sosial media yang kami miliki, sehingga masyarakat yang mengetahui
tentang produk kami hanyalah mereka yang berteman atau memfollow akun social media kami.
Itulah mengapa, partner kerja yang
dapat diajak untuk bekerja sama mempromosikan produk kita menjadi sangat penting (Gambar 7).
Hal ini karena semakin luas jaringan yang kita miliki, maka peluang masyarakat
untuk tertarik dan membeli produk kita juga akan semakin banyak. Salah satu
media yang dapat diajak bekerja sama secara produktif dalam membesarkan brand atau produk kita yaitu www.abah.co.id,
dimana dalam situs tersebut kita akan terhubung dengan ribuan real blog (Bukan autoblog, pbn blog
maupun ptr blog), dapat membangun citra baik produk kita dengan artikel highquaility yang akan diproduksi oleh
pengelola www.abah.co.id,
serta dapat bekerja sama dengan kita untuk melakukan promosi secara offline kepada masyarakat, sehingga produk yang kita tawarkan bisa
menjadi viral di mata masyarakat. Akibatnya, masyarakat dapat dengan mudah
menemukan produk kita, mengetahui keunggulan produk kita, sehingga pada
akhirnya mereka akan menaruh kepercayaan dan akhirnya membeli produk yang kita
tawarkan.
|
Gambar 7. Partner usaha sangat dibutuhkan, terutama dalam membantu marketer memviralkan produk yang dijualnya |
Sejatinya,
tidak hanya masalah ketujuh saja yang dapat diatasi jika kita bekerja sama
dengan www.abah.co.id,
akan tetapi seluruh permasalahan dalam marketing
online, baik yang disebutkan dalam tulisan ini maupun yang belum disebutkan,
semuanya dapat diatasi dengan bekerja sama dengan www.abah.co.id,
mengingat berbagai kelebihan yang dimilikinya, dibandingkan dengan situs-situs
maupun aplikasi-aplikasi yang kini sedang gencar dibangun oleh peselancar dunia
maya, termasuk dalam dunia marketing
online (Gambar 8).
|
Gambar 8. ABAH, spasialistnya digital marketing yang siap bekerja sama dan membantu marketer online untuk memviralkan produknya kepada masyarakat luas secara cerdas, aman dan terpercaya |
Singkatnya,
www.abah.co.id
merupakan spesialisnya marketing online yang dapat digunakan sebagai senjata
baru bagi para merketing online untuk mengatasi berbagai hambatan dalam marketing online, sehingga dapat dengan
mudah memviralkan, mengambil kepercayaan dari masyarakat, serta meraup
keuntungan yang maksimal dari marketing
online.
Komentar
Posting Komentar