Dzikir Meningkatkan Ketenangan Jiwa Penderita Hipertensi
Ø Hipertensi
atau darah tinggi merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya yaitu karena stress
Ø Stress
dan hipertensi saling berbanding lurus, dimana jika tingkat stress semakin
tinggi, maka tekanan darah juga akan terus meninggi, sehingga penyakit
hipertensinya menjadi semakin berat
Ø Hipertensi
menjadi salah satu masalah besar di Indonesia, karena penyakit ini memiliki
prevalensi yang tinggi, yaitu 25,8%, dimana jika pada tahun 2014 terdapat
penduduk sebesar 252.124.458 jiwa, maka sebesar 65.048.110 jiwanya merupakan
penderita hipertensi. Maka dari itu, hipertensi menjadi penyakit yang masuk
dalam kategori lima penyakit penyebab kematian terbesar di Indonesia
Ø Al-Qur’an,
kitab yang langsung diturunkan oleh sang pemilik kehidupan ini, memiliki fungsi
salah satunya sebagai penyembuh (Asy-Syifa’), melalui ayat – ayat dan kandungan
yang ada di dalamnya. Contohnya yaitu dengan melakukan terapi penyembuhan
hipertensi dengan menggunakan kandungan dari surat Ar-Ra’ad: 28, yaitu dengan
senantiasa mengingat Allah, sehingga menjadikan hati tentram.
Ø Allah
SWT berfirman dalam Qur’an Surah Ar-Ra’ad: 28, yang artinya “(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati mereka menjadi tentram.”
Berdasarkan
tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa maksud dari ayat di atas adalah bahwa hati
akan menjadi senang dan tenang dengan berada di sisi Allah SWT, dan menjadi
tentram dengan mengingat-Nya, karena ia rela menjadikan Allah SWT sebagai
pelindung dan penolongnya. Maka dari itu, selanjutnya disebutkan bahwa yang
berhak diingat hanya Allah SWT, karena dengan mengingat-Nya, hati menjadi
tentram.
Ø Ayat tersebut didukung oleh berbagai hadis dan
hadits qudsi, diantaranya yaitu :
1.
Hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim, yaitu :
Dari Abu Musa Al-Asy’ari
ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
“Perumpamaan rumah yang dibacakan dzikir di dalamnya dengan rumah yang tidak
dibaakan dzikir di dalamnya adalah bagaikan orang yang hidup dan mati”.
Hadits diatas menjelaskan
bahwa rumah yang dibacakan dzikir, maka rumah itu diibaratkan seperti orang
hidup yang dapat melaksanakan segala aktivitas, sementara yang tidak
diibaratkan seperti orang mati yang tidak mampu melakukan apa – apa lagi.
2. Hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu :
Dari Abu Musa Al-Asy’ari
ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda ”Perumpamaan
orang yang berdzikir mengingat Allah SWT dengan orang yang tidak berdzikir
adalah seumpama orang yang hidup dan mati”.
Hadits diatas menjelaskan
bahwa orang yang berzikir adalah ibarat orang yang hidup, sementara yang tidak
adalah orang mati.
3. Hadits
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah
Rasulullah saw. Bersabda,
“barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah akan mem-berikan jalan
keluar dari setiap kesulitan, memberikan kelapangan dari kesusahan dan memberi
rezeki kepadanya dari arah yang tak disangka-sangka”.
Istighfar merupakan salah
satu dari dzikir utama yang dapat dilafadzkan, dimana istighfar adalah kalimat
dzikir yang digunakan dalam penelitian terkait penyakit hipertensi.
4. Hadist
qudsi yang diriwayatkan Abu Dawud, yaitu :
Allah berfirman : “Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan
langit-Ku, kecuali “Hati” hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang.
Hadits diatas menjelaskan
bahwa Allah SWT yang memiliki sumber penghidupan dan penyelesaian atas segala
masalah yang menimpa manusia sehingga mengakibatkan hati menjadi tidak tentram
hanya akan singgah dan memberikan ketentraman itu ke dalam hati manusia, jika
manusia tersebut adalah manusia yang mukmin, yaitu yang hatinya lunak dan
tenang dengan selalu mengingat Allah SWT.
Ø Selain
Asy-Syifa’ atau obat, Al-Qur’an juga
merupakan kitab ilmiah dimana kebenarannya tidak bertentangan dengan sains dan
hukum alam. Begitu juga dengan ayat di atas, dimana ketentraman hati bisa
didapatkan dengan mengingat Allah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Olivia Dwi Kumala pada tahun 2017 terhadap 9
orang lansia berjenis kelamin wanita dengan rentang usia antara 55-70 tahun
yang mengalami hipertensi, dengan diberikan intervensi yang berupa diskusi
terkait masalah yang dihadapi, memberikan penjelasan tentang dzikir, latihan
berdzikir Istighfar dan mengucapkan “Astaghfirullaahal’adzim”
sebanyak 100 kali, memaknai setiap dzikir yang dilakukan dengan mengaitkannya
dalam kejadian – kejadian sehari – hari, serta memberikan tugas rumah untuk
berdzikir ketika hendak tidur, bangun tidur, hendak melakukan aktivitas,
setelah melakukan aktivitas, setelah sholat. Pelatihan ini sebanyak 7 kali,
dengan alokasi waktu 1 jam pada setiap pertemuan. Total waktu dalam pelatihan
ini adalah 7 jam.
Ø Hasil
penelitian menunjukkan bahwa melakukan terapi diri dengan berdzikir dapat
memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan jiwa.
Dzikir juga mampu memberikan kontrol emosi pada responden dalam menyikapi
penyimpangan berpikir dan rasa cemas berlebihan. Artinya, dzikir mampu
memberikan ketenangan jiwa yang berdampak sebagai pencegahan dan perawatan pada
individu yang mengalami hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. (2014). Info DATIN 2014
: Hipertensi. Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.
Lawson, R. A. (2007). Systemic Hypertension: Mechanisms
and Diagnosis. Philadelphia: : Saunders Elsevier.
South, M. B. (2014). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Unsrat
ejournal.
Suryati, A. (2005). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya
Hipertensi Essential di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2005. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 183- 193.
Komentar
Posting Komentar