Dzikir Meningkatkan Ketenangan Jiwa Penderita Hipertensi

Ø  Hipertensi atau darah tinggi merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak hal, diantaranya yaitu karena stress (Suryati, 2005). South mengungkapkan bahwa ketika individu berada dalam kondisi stres, maka hormon adrenal akan dilepaskan, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriktis) dan akan berdampak pada peningkatan denyut jantung. Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi, sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi (South, 2014).

Ø  Stress dan hipertensi saling berbanding lurus, dimana jika tingkat stress semakin tinggi, maka tekanan darah juga akan terus meninggi, sehingga penyakit hipertensinya menjadi semakin berat (Lawson, 2007).

Ø  Hipertensi menjadi salah satu masalah besar di Indonesia, karena penyakit ini memiliki prevalensi yang tinggi, yaitu 25,8%, dimana jika pada tahun 2014 terdapat penduduk sebesar 252.124.458 jiwa, maka sebesar 65.048.110 jiwanya merupakan penderita hipertensi. Maka dari itu, hipertensi menjadi penyakit yang masuk dalam kategori lima penyakit penyebab kematian terbesar di Indonesia (Kemenkes, 2014).

Ø  Al-Qur’an, kitab yang langsung diturunkan oleh sang pemilik kehidupan ini, memiliki fungsi salah satunya sebagai penyembuh (Asy-Syifa’), melalui ayat – ayat dan kandungan yang ada di dalamnya. Contohnya yaitu dengan melakukan terapi penyembuhan hipertensi dengan menggunakan kandungan dari surat Ar-Ra’ad: 28, yaitu dengan senantiasa mengingat Allah, sehingga menjadikan hati tentram.

Ø  Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surah Ar-Ra’ad: 28, yang artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati mereka menjadi tentram.”

Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa maksud dari ayat di atas adalah bahwa hati akan menjadi senang dan tenang dengan berada di sisi Allah SWT, dan menjadi tentram dengan mengingat-Nya, karena ia rela menjadikan Allah SWT sebagai pelindung dan penolongnya. Maka dari itu, selanjutnya disebutkan bahwa yang berhak diingat hanya Allah SWT, karena dengan mengingat-Nya, hati menjadi tentram.

Ø  Ayat tersebut didukung oleh berbagai hadis dan hadits qudsi, diantaranya yaitu :

1.      Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu :

Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan rumah yang dibacakan dzikir di dalamnya dengan rumah yang tidak dibaakan dzikir di dalamnya adalah bagaikan orang yang hidup dan mati”.

Hadits diatas menjelaskan bahwa rumah yang dibacakan dzikir, maka rumah itu diibaratkan seperti orang hidup yang dapat melaksanakan segala aktivitas, sementara yang tidak diibaratkan seperti orang mati yang tidak mampu melakukan apa – apa lagi.

2.      Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu :

Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda ”Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah SWT dengan orang yang tidak berdzikir adalah seumpama orang yang hidup dan mati”.

Hadits diatas menjelaskan bahwa orang yang berzikir adalah ibarat orang yang hidup, sementara yang tidak adalah orang mati.

3.      Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah

Rasulullah saw. Bersabda, “barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah akan mem-berikan jalan keluar dari setiap kesulitan, memberikan kelapangan dari kesusahan dan memberi rezeki kepadanya dari arah yang tak disangka-sangka”.

Istighfar merupakan salah satu dari dzikir utama yang dapat dilafadzkan, dimana istighfar adalah kalimat dzikir yang digunakan dalam penelitian terkait penyakit hipertensi.

4.      Hadist qudsi yang diriwayatkan Abu Dawud, yaitu :

Allah berfirman : “Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali “Hati” hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang.

Hadits diatas menjelaskan bahwa Allah SWT yang memiliki sumber penghidupan dan penyelesaian atas segala masalah yang menimpa manusia sehingga mengakibatkan hati menjadi tidak tentram hanya akan singgah dan memberikan ketentraman itu ke dalam hati manusia, jika manusia tersebut adalah manusia yang mukmin, yaitu yang hatinya lunak dan tenang dengan selalu mengingat Allah SWT.

Ø  Selain Asy-Syifa’ atau obat, Al-Qur’an juga merupakan kitab ilmiah dimana kebenarannya tidak bertentangan dengan sains dan hukum alam. Begitu juga dengan ayat di atas, dimana ketentraman hati bisa didapatkan dengan mengingat Allah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Olivia Dwi Kumala pada tahun 2017 terhadap 9 orang lansia berjenis kelamin wanita dengan rentang usia antara 55-70 tahun yang mengalami hipertensi, dengan diberikan intervensi yang berupa diskusi terkait masalah yang dihadapi, memberikan penjelasan tentang dzikir, latihan berdzikir Istighfar dan mengucapkan “Astaghfirullaahal’adzim” sebanyak 100 kali, memaknai setiap dzikir yang dilakukan dengan mengaitkannya dalam kejadian – kejadian sehari – hari, serta memberikan tugas rumah untuk berdzikir ketika hendak tidur, bangun tidur, hendak melakukan aktivitas, setelah melakukan aktivitas, setelah sholat. Pelatihan ini sebanyak 7 kali, dengan alokasi waktu 1 jam pada setiap pertemuan. Total waktu dalam pelatihan ini adalah 7 jam.

Ø  Hasil penelitian menunjukkan bahwa melakukan terapi diri dengan berdzikir dapat memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan jiwa. Dzikir juga mampu memberikan kontrol emosi pada responden dalam menyikapi penyimpangan berpikir dan rasa cemas berlebihan. Artinya, dzikir mampu memberikan ketenangan jiwa yang berdampak sebagai pencegahan dan perawatan pada individu yang mengalami hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. (2014). Info DATIN 2014 : Hipertensi. Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Lawson, R. A. (2007). Systemic Hypertension: Mechanisms and Diagnosis. Philadelphia: : Saunders Elsevier.

South, M. B. (2014). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Unsrat ejournal.

Suryati, A. (2005). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Hipertensi Essential di Rumah Sakit Islam Jakarta Tahun 2005. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 183- 193.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH DISTRIBUSI BINOMIAL NEGATIF DAN GEOMERIK

www.abah.co.id : Senjata Tajam untuk Menebas Hambatan dalam Marketing Online